Tuesday, December 13, 2011

Kaskus Mirip Sebuah "Negara Digital" (Mimin tampil di koran kompas)

Thank you for using rssforward.com! This service has been made possible by all our customers. In order to provide a sustainable, best of the breed RSS to Email experience, we've chosen to keep this as a paid subscription service. If you are satisfied with your free trial, please sign-up today. Subscriptions without a plan would soon be removed. Thank you!
Mimin tampil di koran kompas
http://tekno.kompas.com/read/2011/12...Negara.Digital

Kaskus Mirip Sebuah "Negara Digital"
[imagetag]

Ken Lawadinata, Andrew Darwis

JAKARTA, KOMPAS.com - Iseng dan kecil-kecilan yang berubah menjadi raksasa. Itulah Kaskus, singkatan dari "kasak-kusuk", yang dibidani Andrew Darwis bersama dua temannya saat di Amerika Serikat—Ronald dan Budi—serta Ken Lawadinata. Bermodalkan hanya 3 dollar AS (sekitar Rp 30.000), Kaskus yang November lalu berumur 12 tahun itu sudah menjadi raksasa komunitas berbasis web.

Total posting mereka telah mencapai 472.737.437 post dengan total jumlah anggota 3.766.268 orang. Setiap hari puluhan ribu barang beraneka jenis diperjualbelikan secara online di situs tersebut. Istilah-istilah dalam posting mereka pun memberi warna terhadap perbendaharaan kata dunia internet Indonesia. Sundul, gan!

Kaskus seperti apa yang Anda harapkan saat awal menciptakannya? Seiring dengan perkembangannya yang pesat, apakah ada perubahan dalam visi/harapan tersebut?
(Diana Laurencia, Jakarta)

Ken: Tujuan dibuatnya situs Kaskus pada awalnya untuk tempat ngumpul sesama mahasiswa Indonesia di luar negeri. Seiring bertambahnya waktu dan banyaknya komunitas yang bermunculan di dalam Kaskus membuat kami jadi berpikir ini harus dianggap serius. Karena itu, yang tadinya iseng- iseng kami ubah menjadi situs web yang visinya membantu pengguna internet di Indonesia untuk dapat mencari informasi sekaligus berdagang secara online.

Apa kiat atau barangkali keterampilan khusus yang dibutuhkan untuk membangun kesuksesan, khususnya bagi kaum muda?
(Muhammad Hari, xxxx@gmail.com)

Yang pasti percaya diri dan berani untuk berbeda sangat diperlukan untuk bisa menjalankan ide-ide kita. Banyak di antara kita yang memiliki ide bagus dan cemerlang. Namun, karena merasa masih terlalu muda dan takut untuk berbeda dari sekeliling kita, ide-ide tersebut akhirnya tidak direalisasikan. Jadi, untuk bisa sukses, minimal kita harus yakin dan berani untuk melawan social pressure.

Keuntungan apa yang Anda dapatkan selain materi yang berlimpah? Adakah keinginan untuk membuat situs lainnya?
(Dektio, Condet, Jakarta Timur)

Sejak berkonsentrasi di Kaskus, keuntungan nomor satu kami adalah mendapat banyak teman baru dari kalangan profesional dan komunitas kami sendiri. Untuk keinginan membuat situs lainnya, itu sudah pasti. Bila ada peluang yang bisa membuat pengguna internet di Indonesia menjadi lebih nyaman dan mudah dalam kehidupan sehari-hari, pasti kami akan coba untuk membuatnya.

Dengan pencapaian seperti saat ini, apa merasa sudah puas? Saya mau berterima kasih karena Kaskus sudah banyak membantu menyediakan informasi.
(Fransiska, Bandung)

Belum puas. Saat ini masih banyak yang belum mengenal internet, terutama di luar pulau Jawa. Pastinya kami hanya akan puas saat Kaskus dengan forum jual beli dan forumnya bisa membantu membawa penghasilan serta mempermudah kehidupan sehari -hari mayoritas orang Indonesia. Lastly, merebut posisi nomor 1 di Indonesia dari pesaing kami, Google, Facebook dan sebagainya.

Hal sederhana apa yang pertama kali Anda lakukan hingga terbentuk situs jejaring sosial Kaskus ini? Untuk Ken: Di usia Anda yang masih muda ini, apa visi Anda untuk Kaskus yang bakal Anda lihat ketika tua nanti?
(Rizki Kuncoro Hadi, Condong Catur, Depok, Sleman)

Andrew: Menyewa web hosting seharga 7 dollar AS per bulan untuk menginstal script gratis saat menjalankan Kaskus pertama kali.

Ken: Visi yang saya inginkan adalah Kaskus bisa membentuk industri online shopping di Indonesia. Indonesia adalah negara kepulauan, banyak konsumen yang tidak mendapatkan pilihan barang untuk dikonsumsi dan digunakan di luar kota besar. Jadi, bila Kaskus dapat membantu transaksi jual beli antarpulau itu bisa menggelorakan perekonomian negara kita sekaligus industri second hand goods. Itu yang menjadi visi saya saat ini.

Bagaimana cara Andrew menanggapi ejekan atau mungkin hinaan di forum Kaskus. Padahal, Andrew bisa saja mem-blacklist Kaskuser yang menghinanya?
(Abidal Olickz, xxxx@yahoo.com)

Ha-ha-ha. Saat ini dengan 3,7 juta anggota terdaftar dan dikunjungi oleh lebih dari 18 juta unik IP setiap bulan, rasanya Kaskus boleh dibilang mirip dengan sebuah "Negara Digital". Dalam membuat suatu keputusan pasti ada pihak yang merasa diuntungkan dan dirugikan. Ada juga yang merasa senang atas keputusan yang diambil. Sebaliknya, ada juga yang marah-marah.

Saya selalu berusaha mengutamakan yang terbaik untuk Kaskus. Selama 12 tahun menjalankan Kaskus, Saya tidak pernah mem-blacklist Kaskuser yang mengejek atau menghina.

Seberapa berpengaruhkah Kaskus buat Andrew dan Ken? Kok sepertinya Kaskus ini sudah mendarah daging sekali ya, ditinggal sebentar saja langsung ngamuk (overposting dan lain-lain).
I love Kaskus.
(Mentari "Rhiela" Aprilianti, Sukabumi-Jawa Barat)

Kaskus sudah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan. Kebanyakan orang akan menjerit dan komplain saat Kaskus down. Itu membuktikan banyaknya orang yang bergantung pada Kaskus, baik yang hanya digunakan saat santai dan mencari hiburan di internet maupun yang menjadikannya mata pencaharian mereka. Jadi tidak aneh kalau mereka mengamuk.

Apakah Anda juga yang menciptakan istilah-istilah yang ngetrend di Kaskus?
(Benny, Jakarta Barat)

Tidak, kata-kata atau jargon yang khas di Kaskus itu terbentuk dan lahir dari komunitas kami sendiri.

Mimin, sejak tahun 2003, saya aktif di Kaskus, tetapi hanya berupa silent read. Saya mendapat banyak informasi berguna dari Kaskus. Namun, yang saya amat sayangkan, terkadang masih ada thread yang mengandung SARA dan pornografi yang membuat hati ini sedih. Langkah apa yang sudah Mimin lakukan untuk mencegah thread berbau SARA dan pornografi itu?
(Admoredjo Nanang KT Kopo, Bandung)

Memang, walaupun larangan sudah diberitahukan, masih banyak pengguna yang tidak bertanggung jawab yang mem-posting SARA dan pornografi. Saat ini kami punya 3 layer untuk ini. Pertama, moderator forum tersebut, hansip yang keliling, dan terakhir yang paling ampuh adalah laporan dari Kaskuser sendiri. Jadi, mohon bantuannya untuk menjaga Kaskus tetap bersih dari SARA dan pornografi.

Apabila ada suatu perusahaan/organisasi yang dipimpin oleh dua orang, tidak menutup kemungkinan terdapat ketidakkompakan. Apa resep yang membuat kalian berdua selalu kompak untuk maju bersama?
(M Zainal Mawahib, Semarang, Jawa Tengah)

Trust (kepercayaan), dari awal hubungan kami berdua cukup erat. Jadi, seberapa pun besar perdebatan yang terjadi kami yakin bahwa tidak ada niat jahat, juga saling mengakui dan menyadari kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Sebelum ada Undang-Undang Pornografi, Kaskus menyediakan konten porno. Bagaimana tanggapan Bung Mimin (Andrew & Ken, panggilan di Kaskus) mengenai persepsi bahwa Kaskus dulunya menyediakan forum khusus dewasa?
(Setiadi, Seno, Semarang Tengah)

Saat Kaskus masih di AS, konten porno bukanlah sesuatu yang melanggar hukum, jadi sah-sah saja. Namun, setelah balik ke Indonesia, kami mengikuti peraturan yang ada. Jadi, untuk kami, selama ingin berbisnis di suatu tempat, yang pasti harus mengikuti peraturan yang berlaku.

Sebagai manusia, saya ingin menanyakan keseriusan Kaskus untuk tetap menjaga statement "Kaskus is providing basic human rights such as freedom of speech". Kaskus pernah menjadi bahan diskusi di kelas hak asasi manusia di kampus saya karena telah menjadi sarana paling sehat bagi para pemaki dan pembenci kaum minoritas LGBT (lesbian, gay, biseksual, dan transjender)
(Feri Sahputra, xxxx@lbhmasyarakat.org)

bersambung ke bag 2 ...

DikSidik 13 Dec, 2011

Admin 13 Dec, 2011


--
Source: http://kaskus-forum.blogspot.com/2011/12/kaskus-mirip-sebuah-negara-digital.html
~
Manage subscription | Powered by rssforward.com

No comments:

Post a Comment